Kamis, 07 Maret 2019

Pantun Nasehat






Kayu cendana di atas batu

Sudah diikat dibawa pulang

Adat dunia memang begitu

Benda yang buruk memang terbuang



Kemuning di tengah balai

Bertumbuh terus semakin tinggi

Berunding dengan orang tak pandai

Bagaikan alu pencungkil duri



Parang ditetak ke batang sena

Belah buluh taruhlah temu

Barang dikerja takkan sempurna

Bila tak penuh menaruh ilmu



Padang temu padang baiduri

Tempat raja membangun kota

Bijak bertemu dengan jauhari

Bagaikan cincin dengan permata



Ngun syah betara sakti

Panahnya bernama nila gandi

Bilanya emas banyak di peti

Sembarang kerja boleh menjadi



Jalan-jalan ke kota blitar

Jangan lupa beli sukun

Jika kamu ingin pintar

Belajarlah dengan tekun



Kancil menulis di daun lontar

Ketika mentari telah bersinar

Belajar tak sekedar pintar



Benang putih panjang sekilan,

Perahu berlayar dengan mualim.

Kasih ibu sepanjang jalan,

Tak pernah surut tak bermusim.



Tujuh sapi bertubuh kurus,

Mencari rumput ke tengah ladang.

Siang hari sibuk mengurus

Malam hari banyak begadang.



Sangat kencang angin topan,

Menerjang kayu jadi berantakan.

Berbakti kepada ibu kewajiban

Berbakti kepada ayah jangan dilupakan.



Lihat kereta di kelokan,

Suara burung bersahut-sahutan.

Kepada allah kita mendoakan,

Agar ibu bapak diberi kebahagiaan.

Namun menjadi pribadi benar



Sungguh indah syair setanggi

Menyusun kata bagai hiasan

Ilmu itu mesti tinggi

Jangan dunia sebagai batasan



Kolam penuh ikan sepat

Untuk dimasak di daun talas

Kalau ingin ilmu manfaat

Cari guru yang tulus ikhlas



Sepah tebu rasanya hambar

Bila dibakar pasti berkobar

Jika engkau slalu bersabar

Ilmumu pasti kan lebar



Kepada siapa datangnya wahyu

Kepada nabi wahyu turun

Dari mana datangnya ilmu

Dari belajar dengan tekun



Air jeruk dalam kulkas,

Makan roti dengan keju.

Niatlah belajar dengan ikhlas,

Hanya allah yang dituju.



Keliling kota naik becak,

Meski lama tiada jemu.

Banyak-banyak engkau membaca,

Karena membaca kuncinya ilmu.



Tinggi gunung tak tergapai,

Gunung biru jauh di seberang.

Kalau murid menjadi pandai,

Hati gurupun ikut senang.



Tinggi bayam berjengkal-jengkal,

Bayang dijinjing karena ringan.

Kepada allah bertawakal,

Tempat diri mohon pertolongan.



Ibu memakai sebuah gelang,

Perut lapar segera makan.

Lima waktu janganlah hilang,

Dimanapun selalu tunaikan.



Pohon tinggi jatuh membayang,

Jalan setapak dari ketapang.

Siapa yang rajin sembahyang,

Sejuk di hati dadapun lapang.



Membentang luas langit biru,

Langit senja bagai perunggu.

Solat subuh harus diburu,

Pahala besar selalu menunggu.